Kategori Lomba
Tingkat SD/MI Sederajat Kelas 4,5,6
Tingkat SMP/MTs Sederajat Kelas 7,8,9
Tema Kegiatan
“Asah Rasa Cinta Tanah Air Indonesia”
Syarat Pendaftaran
Mengisi Formulir Pendaftaran Online
Membayar Biaya Pendaftaran Rp. 30.000,- Transfer Ke Rekening (Pilih Salah Satu) :
Bank BRI – 648801027377531
a.n. Siti Anifah
Bank Mandiri – 1440019080230
a.n. Siti Anifah
Upload Bukti Pembayaran di Formulir Pendaftaran
Peserta yang telah memenuhi persyaratan sebagai peserta akan mendapat kartu peserta (twibbon) dari panitia dan masuk grup WhatsApp
Pelaksanaan
Peserta Membuat Video Baca Puisi Sesuai Judul
Karya video dikirimkan melalui Email ke : media@humanist-center.org Dengan subjek “Lomba Baca Puisi” isi nama Pembuat , Judul, & keterangan. (berupa file video atau link video).
Video akan ditayangkan di Channel YouTube “Humanist Indonesia”
Pendaftaran dan pengumpulan karya (DIPERPANJANG) – 15 Januari s/d 22 Februari 2021
Technical meeting & Upload Video lomba– 23 Februari 2021 (live streaming Youtube)
Pemenang akan di umumkan di website dan Channel Youtube Humanist Indonesia
Seluruh peserta akan mendapat sertifikat setelah lomba selesai
Penilaian
- Penjiwaan (interpretasi teks)
- Vokal : Artikulasi, Intonasi, Karakter Suara, Tempo, Kekuatan (Power) Suara
- Gerak (Mimik dan Gesture)
- Totalitas (Penyajian secara lisan, ekspresi, fisik, keutuhan).
- Keputusan dewan juri dan panitia tidak dapat diganggu gugat
Penentuan Juara
- Berdasarkan rangking nilai para finalis yang ditentukan oleh Tim Juri, maka peserta yang mendapat nilai tertinggi dinyatakan sebagai pemenang
- Apabila dua atau lebih finalis yang memperoleh nilai yang sama maka pemenangnya ditetapkan berdasarkan ketentuan yang telah diatur dalam penentuan finalis.
- Predikat juara terdiri dari : Juara 1,2,3 tiap kategori (Mendapat Tropi dan Tabanas)
- Juara favorit ditetapkan oleh Tim Juri berdasarkan “like” video terbanyak dan berhak memperoleh tropi dan Tabanas
Kontak Person
Kak Nural : 085855048134
Durrohman : 082143200666
Teks Puisi (Judul & Karya)
DIPONEGORO - Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak genta. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
inasa di atas ditinda
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.
Tanah Airku
Diizinkan diinjak oleh perbedaan
Perbedaan kepercayaan
Perbedaan budaya dan bahasa
Saya menentang untuk didiamkan
Ketidak adilan yang dibiasakan
Tak ada rasa kebersamaan yang dirasakan
Tak ada kebersamaan yang dibiasakan
Perlakuan yang dibedakan itu salah
Kita satu
Tetesan darah berwarna merah
Helaian rambut sama hitam
Walau
Perbedaan itu nyata
Antara si kaya dan si miskin
Antara pejabat dan rakyat
Kita tetap satu karena kita saling membutuhkan
Dalam suatu tawa
Dalam suatu luka
Dalam suatu renungan
Yang tersekap oleh keberagaman
Dan mengikut indahnya perbedaan
Seperti sebuah alunan
Akan sebuah persatuan
Dari dua sisi mata garuda
Berdiri sama tinggi
Duduk sama rendah
Kita harus merajut kebersamaan
Untuk saling mengenal
Dan saling melengkapi
Karena kita indonesia
Bhinneka tunggal ika
Bersama kita rajut kebhinnekaan guna membangun persatuan dan kesatuan bangsa
apa guna punya ilmu
kalau hanya untuk mengibuli
apa gunanya banyak baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu
di mana-mana moncong senjata
berdiri gagah
kongkalikong
dengan kaum cukong
di desa-desa
rakyat dipaksa
menjual tanah
tapi, tapi, tapi, tapi
dengan harga murah
apa guna banyak baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu
Angin dan langit dalam diriku,
gelap dan terang di alam raya,
arah dan kiblat di ruang dan waktu,
memesona rasa duga dan kira,
adalah bayangan rahasia kehadiran-Mu, ya Allah!
Serambut atau berlaksa hasta
entah apa bedanya dalam penasaran pengertian.
Musafir-musafir yang senantiasa mengembara.
Umat manusia tak ada yang juara.
Api rindu pada-Mu menyala di puncak yang sepi.
Semua manusia sama tidak tahu dan sama rindu.
Agama adalah kemah para pengembara.
Menggema beragam doa dan puja.
Arti yang sama dalam bahasa-bahasa berbeda.
DOA - Chairil Anwar
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling.
selamat pagi, Indonesia, seekor burung mungil mengangguk
dan menyanyi kecil buatmu.
aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam
kerja yang sederhana;
bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan
tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.
selalu kujumpai kau di bawah anak-anak sekolah,
di mata para perempuan yang sabar,
di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;
kami telah bersahabat dengan kenyataan
untuk diam-diam mencintaimu.
pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu
agar tak sia-sia kau melahirkanku.
seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam
padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.
aku pun pergi bekerja, menaklukkan kejemuan,
merubahkan kesangsian,
dan menyusun batu-demi batu ketabahan, benteng
kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit, o anak jaman
yang megah,
biarkan aku memandang ke Timur untuk mengenangmu
wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,
para perempuan menyalakan api,
dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.
selamat pagi, Indonesia, seekor burung kecil
memberi salam kepada si anak kecil;
terasa benar: aku tak lain milikmu
Fajar telah menyapa pagi ku
Kau jadikan hari mu,hari untuk pengorbanan.
Pengorbanan mencari rezki,pengorbanan untuk mencari awal yg baru.
Kau ajarkan aku arti perjuangan,kau ajarkan aku arti kesuksesan.
Ayah mungkin tanpa mu aku tidak bisa seperti ini..
Mungkin tanpa mu aku tidak bisa berdiri ditengah tengah impian ku..
Impian untuk meraih keberhasilan
Impian untuk mencapai kemenangan…
TANAH AIR MATA - Sutardji Calzoum Bachri
Tanah air mata tanah tumpah dukaku
mata air air mata kami
air mata tanah air kami
di sinilah kami berdiri
menyanyikan air mata kami
di balik gembur subur tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase megah gedung-gedungmu
kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan duka lara
tapi perih tak bisa sembunyi
ia merebak kemana-mana
bumi memang tak sebatas pandang
dan udara luas menunggu
namun kalian takkan bisa menyingkir
ke mana pun melangkah
kalian pijak airmata kami
ke mana pun terbang
kalian kan hinggap di air mata kami
ke mana pun berlayar
kalian arungi airmata kami
kalian sudah terkepung
takkan bisa mengelak
takkan bisa ke mana pergi
menyerahlah pada kedalaman air mata
NYANYIAN KEMERDEKAAN - Ahmadun Yosi Harfanda
hanya kamu yg kupilih, kemerdekaan
di antara pahit-manisnya isi dunia
akankah kaubiarkan saya duduk berduka
memandang saudaraku, bunda tercintaku
dipasung orang ajaib itu?
mulutnya yg kelu
tak bisa lagi menyebut namamu
Berabad-abad kamu terlelap
Bagai bahari kamu kehilangan ombak
Burung-burung yg semula
Bebas dihutannya
Digiring ke sangkar-sangkar
Tak bebas mengucapkan kicaunya
Hanya kamu yg ku pilih
Darah dan degup jantungmu
Hanya kamu yg ku pilih
Diantara pahit-manisnya isi dunia
Orang ajaib itu berabad-abad
Memujamu dingerinya
Namun di negriku
Mereka berikan belengu-belenggu
Maka bangkitlah Sutomo
Bangkitlah Wahidin Sudirohusodo
Bangkitlah Ki Hajar Dewantara
Bangkitlah semua dada yg terluka
-Bergenggam tanganlah dgn saudaramu
Eratkan genggaman tangan itu atas namaku
Kekuatan yg memancar dari genggaman itu –
Suaramu sayup di udara
Membangunkanku dari mimpi siang yg celaka
Hanya kamu yg kupilih, kemerdekaan
Di antara pahit-manisnya isi dunia
Berikan degup jantungmu
Otot-otot dan derap langkahmu
Biar kurterjang pintu-pintu terkunci itu
Dan mendobraknya atas namamu
Terlalu pengap
Udara yg tak tertiup
Dari rahimmu
Jantungku hamper tumpas
Karena racunnya
( matahari yg kita tunggu
Akhirnya bersinar juga
Di langit kita )
SAJADAH PANJANG - Taufiq Ismail
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi
Mencari rezeki, mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara azan
Kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau
Sepenuhnya.
Didukung Oleh :
Kategori Lomba
Tingkat SD/MI Sederajat Kelas 4,5,6
Tingkat SMP/MTs Sederajat Kelas 7,8,9
Apaka puisnya karya sendiri, bebas, atau disediakan panitia?
muantul HC
i love it wkwkkwkwkkw
maju terus
sukses terus..
maju jaya…
mangat sekkkkkk
Duh, kok telat dapat info ini, bau tau tgl 26 Feb..
Humanist Ga ada obat,,, Kerennn pooolllll